Selasa, 25 Oktober 2011

About me and oppa..(Because of You sekuel)

ini short FF sekuel dari FF saya yang judulnya because of you dari c-dragon / chaeyong
katanya kejutan buat saya, benar begitu??
cerita singkat tapi cukup mengena dihati saya, lumayan dalem, tapi over all saya sangat suka, chaeyong-ssi kamsahaeyo ^^v...

so let's check this out
About me and oppa..


( a story by C-Dragon, Kim Hyunri's Because of you sekuel)
Cast :
*SHINee Onew
*SHINee MinHo
*SHINee Taemin
*OC Hwang MinSeok
*OC Kim JiHyun
*OC Choi CHaeYong


Hari ini.. benar-benar pagi yang paling cerah dari seluruh pagi musim dingin di tahun ini. Matahari menampakkan wajahnya di ufuk timur, menyambutku keluar dari rumah JongHyun oppa untuk bergegas melaksanakan semua jadwalku hari ini.


Aku berjalan menyusuri sepanjang blok menuju ke halte bus di ujung sana. Salju yang turun tadi malam terliat berjajar di tepi jalan dalam diam. Sudah sangat lama sejak aku terakhir kali melihat salju. 10 tahun yang lalu. Aku sudah lupa bagaimana rasanya memegang salju, bagaimana dinginnya benda berwarna putih itu. Tapi aku sedang tak tertarik dengan hal itu, ada satu hal lain yang sangat aku ingin lakukan sekarang.

♫~Cause you were my sun, the moon.. nae jeonbuyeotdeon neo~ nae bange itneun.. modeun geotdeuri.. neor geuriwohanabwa~♫

Tiba-tiba ponselku berdering, melantunkan salah satu lagu favoritku dari band yang di anggotai oleh seseorang yang sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri. Aku membukanya, kemudian menaikkan alisku setelah mengetahui siapa yang baru menghubungiku lewat telepon. Setelah kutekan layar touchscreen itu untuk mengangkat teleponnya, segera ku tempelkan di telingaku dan menyapanya, “Yeoboseyo~” aku diam sebentar, mendengar jawaban dari sebrang. Suara yang akhir-akhir ini selalu terngiang di telingaku, meski kadang aku belum yakin dengannya. “Aku masih dijalan, aku akan menunggumu di sana.. oppa!”

***

Rumah besar ini.. rumah yang hampir setiap hari aku datangi. Meski aku bukan fans mereka.. yah, aku rasa aku bukan~ kkk. Dorm SHINee, akhirnya aku sampai. Aku janjian dengan seseorang disini. Apa dia ada di dalam?

Tanpa permisi aku membuka pintu rumah ini dan bergegas masuk. Kulepas sepatuku dan menatanya dengan rapi. Namun sebelum aku sempat melangkahkan kaki masuk lebih jauh kedalam rumah itu, seseorang sudah berdiri di hadapanku dengan senyum cerah dan kanak-kanak yang juga hampir setiap hari ia tampilkan di hadapanku.

“Omo.. YA! Taemin-a~!! Jincha!!” seruku padanya. Aku benar-benar kaget melihat bocah ini tiba-tiba muncul tanpa pertanda sedikitpun. Seperti setan.

“Hehe.. noona~! Mencari MinSeok hyungnim?” katanya menebak dengan tepat. Tanpa kata lain aku mengangguk mengiyakan. “Dia belum datang! Tunggu saja di dalam!” katanya dengan riang sambil meraih lenganku dan menggandengku masuk kedalam. “Hari ini bukan weekend, tapi kenapa semuanya janjian pergi keluar~? Aku jadi nggak punya teman!” gumam Taemin mengomel. Seperti biasa.

“Semua?” tanyaku. Taemin mengangguk. Apa maksudnya selain aku dan MinSeok ada lagi yang janjian disini?

“Beberapa menit yang lalu Jonghyun hyung baru saja pergi dengan Sekyung noona! Kibum hyung juga pergi berbelanja entah dengan siapa. MinHo hyung tinggal tunggu waktu saja sampai dia pergi main ke lapangan di blok sebelah! Aish~!” jawab Taemin panjang dengan wajah kesalnya yang menggemaskan.

Tapi masih satu orang yang belum di sebut, “O..onew oppa?” tanyaku canggung. Saat ini menyebut nama itu rasanya seperti mengembalikan kepahitan dalam hatiku.

“Ah.. iya lupa~” jawab Taemin enteng. Bagaimana ia bisa melupakan ketua sukunya sendiri? Aku masih mencibir bocah ini dalam hati sampai ia menunjuk ke satu arah di dalam rumah itu. Di balkon. Kulihat dua orang sedang bercanda sambil melempar-lemparkan bola basket satu-sama lain.

Taemin segera melepaskan lenganku begitu ia menurunkan tangan kanannya yang menunjuk kea rah mereka, kemudian ikut sok rame tapi pada akhirnya ia jadi bahan bulan-bulanan mereka. Yah, yang kecil selalu di kerjai! “JiHyun noona~! Bantu aku donk!” pinta Taemin sambil melihat ke arahku, membuat dua orang yang lain ikut melihatku.

“Ah.. JiHyun-a.. kau datang?” sapa MinHo, yang kini sedang membawa bola basket yang baru saja ia tangkap.

Ne.. annyeong~!” sapaku pada mereka dan mulai berjalan mendekat.

“Dia datang kemari untuk bertemu MinSeok hyungnim!” Taemin menambahkan.

Keurae~? Tunggu saja, mungkin dia akan datang sebentar lagi! Pekerjaan di kantor menuntutnya untuk berada disana cukup lama sekarang!” kata MinHo dengan senyum berkarismanya. Aku mengangguk kecil. Canggung. Sedikitpun aku tidak bisa memikirkan satu katapun untuk mengobrol dengan mereka. “Oh ya, mungkin kalian pernah bertemu sekali.. tapi aku tidak yakin kalian benar-benar berkenalan!” ujar MinHo lagi. Ia menepuk bahu seseorang dengan sweater bergambar pororo di sampingnya. “ChaeYong! Kalian pernah bertemu di Lotte World kan?”

Ahh.. pantas aku seperti pernah mengenalinya..

Sesaat memoriku terlintas pada kejadian beberapa waktu yang lalu. Lotte world. Kejadian yang benar-benar tidak ingin aku ingat. Kejadian yang bersangkutan dengan orang ini.. dan onew oppa. (yang gatau baca serial sebelum ini..)

Annyeong~! Kau Kim JiHyun kan? Aku masih mengingatmu! Apa kabar?” sapanya riang padaku. Mirip. Perangainya. Sikap riangnya. Sangat mirip.. dengan onew oppa.

***

Sudah satu jam.. tapi staff kantor SM itu belum datang juga. Kemana sih dia? Sesekali ku lihat jam tangan yang setiap beberapa detik ku periksa, rasanya jarum jamnya tidak pernah bergerak. Keadaan semakin berubah canggung saat kulihat gadis dengan sweater gambar pororo itu asik dengan rubik yang sejak tadi tidak bisa di selesaikannya. Sesaat terlintas dipikiranku, apa yang sedang ia lakukan disini? MinHo sudah pergi sejak beberapa menit yang lalu, diikuti Taemin yang tidak punya teman di hari liburnya dan memilih mengekor hyung kesayangannya itu. Rumah ini sepi, tinggal aku dan dia yang bukan penghuni rumah ini. Alasanku di jelas, aku janjian dengan MinSeok di rumah ini, tapi dia??

“Aish~! Aku mengutuk orang yang membuat permainan ini!” omelnya sambil melempar rubiknya ke lantai. Namun sesaat kemudian ia ambil kembali dan  diletakkan di atas meja tak jauh dari tempatnya duduk sekarang. Dan ia melihat ke arahku. Eh.. apa ia tahu kalau aku memperhatikannya sejak tadi? “Kim JiHyun.. kau mau teh?”

Aku terdiam sebentar. “E..eh.. teh?” tanyaku canggung. Ia hanya mengangguk kecil dengan senyum di bibirnya.

---

Sejurus kemudian ia kembali dari dapur dengan dua cangkir kecil teh yang baru di seduhnya. Meletakkan keduanya di meja, kemudian duduk di salah satu bangku yang kosong di sebelahku, terpisah meja. Dalam diam kami memandangi langit. Suasana kembali canggung, sampai ia mencoba mencairkannya. “Aku sudah banyak mendengar tentangmu dari mereka.. kisahmu dengan mereka menarik!” katanya. Menarik? Yang benar saja. “Kau disini menunggu MinSeok?” katanya lagi. Benar-benar sok kenal!

“N..ne..” tapi aku hanya bisa menjawabnya seperti itu. Dari pada suasana bertambah dingin.

“Kau tidak menanyakan kenapa aku masih berada disini?” katanya padaku. Hei.. dia bisa membaca pikiranku?

“Emh.. mencari onew oppa?” aku malah menebaknya. Ia tersenyum lebar. “W..wae?”

Ahniyo.. terkadang aneh. Mendengar nama itu saja bisa membuatku tersenyum sangat lebar!” jawabnya. Benarkah? Sampai segitunya? Padahal saat di lotte world ia tampak sangat acuh dengan onew oppa. Ia lebih asik bergurau dengan MinHo. Dia pasti bohong. “Oppa sedang keluar sebentar sekarang, aku menunggunya sampai ia kembali.” Katanya lagi.

“Kalian berdua mau pergi?” tanyaku spontan.

Tapi ia menggeleng. “Aku akan disini sampai malam, karena mulai besok sampai satu minggu ke depan aku tidak akan bertemu dengan oppa..” jawabnya dengan senyum kecil. “Pertandingan~!”

“Ohh..” jawabku seadanya.

“Kau senang ya.. bisa intens bertemu dengan MinSeok. Aku iri..” katanya.

“Memangnya kau tidak bisa?” tanyaku asal.

“Kadang aku sampai sebal! Sangat sulit mencari waktu luang untuk bertemu! Saat JinKi oppa libur, aku akan sangat sibuk dengan promo atau pertandingan. Sedangkan saat aku mendapat libur, JinKi oppa kadang sudah melalang buana dan kami tidak pernah bisa bertemu!” jelasnya padaku. “Makanya saat kami menemukan satu hari dimana kami berdua memiliki waktu kosong, kami akan memanfaatkan sebaik-baiknya seperti hari ini!”

Aku mengangguk kecil. Dan kami kembali diam. Ia beranjak, mengambil tehnya dan berdiri bersandar pada pagar balkon sambil memandang jauh kedepan. Entah apa yang ia lihat.

“Sangat sulit mencari seseorang yang harus seperti apa yang kita pikirkan..” ia tiba-tiba bercerita. Apakah ia membicarakan tentang onew oppa? “Saat pertama kali bertemu dengannya tidak ada satu hal pun yang menarik darinya. Bahkan beberapa kali aku tidak memperdulikannya. Sampai sesuatu yang aku lupakan menggerakkan hatiku dan membuatku menyukainya. Sampai pada akhirnya ia menyatakannya, dan aku menerimanya.. kkk.. terlalu memalukan, tapi entah kenapa melihatmu aku sangat ingin menceritakannya!” katanya.

Jadi tidak begitu berbeda denganku. Namun ia tidak separah itu memperlakukan onew oppa. Tapi aku penasaran apa yang membuatnya menyukai onew oppa.

“JinKi oppa itu bukan seperti tipe pria yang aku idamkan, tapi bagiku kini ia 1000 kali lebih baik. Kadang ia terlihat bodoh dan kadang dia bisa membuatku sangat khawatir, meski aku tidak pernah memperlihatkan secara terang-terangan padanya. Tapi di suatu keadaan, aku merasa hanya bisa mengandalkan dan mempercayainya. Dan ia memang sangat bisa di andalkan..” lanjutnya panjang. Aku hanya bisa mendengarnya. Mungkin aku akan melihat sisi lain yang belum pernah onew oppa tampilkan padaku.

Setelah meneguk sedikit tehnya, ia letakkan cangkir teh itu dan kembali berdiri menghadap kea rah yang sama dengan sebelumnya. “Kadang aku masih meragukan diriku sendiri.. apakah aku benar-benar menyukainya, atau hanya karena dia banyak melakukan hal menyenangkan untukku.. tapi saat aku melihat sosoknya aku merasa benar-benar yakin. Bahwa aku menyukainya. Juga kepercayaan yang diberikannya padaku. Ia sering mengirim pesan melalui ponsel padaku saat kami tidak bisa bertemu, namun sekalipun ia tidak pernah curiga padaku. Karena ia sudah menanamkan kepercayaannya padaku.. di hatinya. Begitu juga denganku..”

Ia menghela nafas sejenak setelah cerita panjangnya. “Apa kau juga sudah yakin dengan MinSeok?”

“Ehh??” kenapa ia bertanya seperti itu padaku? Apa dia pikir aku tidak yakin benar-benar menyukai MinSeok?

“Jangan berpikir yang macam-macam tentangku.. karena aku hanya memikirkan tentang dua kejadian yang terjadi padamu beberapa waktu yang lalu.” Ia berbalik ke arahku. “Maafkan aku..” katanya sambil menunduk hormat.

Aku jadi gelagapan, tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Kenapa dia melakukan hal ini tiba-tiba. “Kau.. tidak ada yang perlu di maafkan~” ujarku padanya.

Ia kembali menegakkan badannya dan memandang ke arahku dengan senyum kecil. “Hanya ini yang terpikirkan olehku, maaf..” katanya malu.

“Jadi.. kau tahu tentang kejadian.. ku..?”

Ia mengangguk. “MinHo menceritakan semuanya padaku tanpa sengaja, dan aku memintanya untuk melanjutkannya. Awalnya aku merasa sangat tidak nyaman, namun setelah dipikirkan mencintai itu bukanlah hal yang salah.. makanya aku mencoba untuk tidak terpengaruh..” jawabnya. “Namun entah kenapa semakin lama aku malah tidak enak padamu.”

“Aa..tidak perlu begitukan.. aihh..” aku jadi bingung sendiri.

“Makanya aku bertanya padamu, apakah kau benar-benar menyukai MinSeok..” katanya. Ia menghela nafas. “Jangan jadikan MinSeok sebagai pelampiasanmu. Jika kau benar-benar menyukainya, pandang dia sebagai MinSeok, bukan JinKi atau JongHyun oppa..”

Sesaat terpikir olehku.. keraguan seperti yang pernah terpikirkan olehku. Kadang aku masih sering memikirkan tentang dua orang yang pernah kusukai sebelumnya. Mereka masih belum bisa benar-benar hilang dari benakku, masih membekas. Saat bertemu dengan MinSeok, kadang aku membayangkan aku sedang bukan bersama MinSeok. Aku bersama orang lain. Terkadang aku lebih berharap nama Kim JongHyun muncul di layar ponsel, melakukan panggilan pada ponselku, daripada Hwang MinSeok. Kadang aku mengacuhkannya saat aku berada di depan TV, menonton SHINee tampil dan kedua vocalist itu muncul, membuatku lupa bahwa MinSeok sedang berada bersamaku.

Aku mengesampingkannya. Aku membuatnya menjadi penghiburku, namun aku tidak pernah menghiburnya. Ia menjadi suporterku, namun aku sama sekali tidak mensuportnya. Aku membuatnya selalu memikirkanku, namun aku sangat sering lupa tentangnya. MinSeok. Sesaat kurasakan sakit yang amat sangat dalam dadaku. Memikirkan tentang Hwang MinSeok. Tentang semua yang aku lakukan padanya. Tentang semua keacuhanku dan keegoisanku.

Tanpa sadar sesuatu mengalir dari mataku, jatuh membasahi pipiku. “JiHyun-a? Gwaenchanayo?” ChaeYong menyadarkanku dari lamunan. Aku segera menyeka air mataku. Bagaimana aku bisa begitu rapuh?

Gwaenchanayo..” jawabku. Sesekali aku menyedot cairan dihidungku, kemudian meneguk the yang di buat ChaeYong untukku.

“Kau sudah tahu jawabannya.. kau mencintainya..?”

Aku terdiam mendengar pertanyaannya. Pertanyaan semacam ini.. aku tidak yakin bisa menjawabnya. Ditambah onew oppa sudah kembali bersama Kibum yang katanya bertemu dengannya dijalan dalam perjalanan pulang. Melihatnya membuatku makin tidak tahu bagaimana sebenarnya perasaanku dengan MinSeok.

Ya~! JiHyung-a.. gwaenchanayo?” katanya padaku yang terus memalingkan wajahku darinya.

Gwaenchana oppa..” jawabku pelan dengan senyum kecil yang di paksakan.

***

Aku Kim JiHyun, dan Hwang MinSeok, kini duduk berdua di sebuah bangku taman setelah sedari tadi kami jalan-jalan berdua dalam diam. Sebenarnya memang tak ada satu agendapun yang kami rencanakan dalam perjalanan kali ini. Hanya bersenang-senang berdua, itu yang ada dalam pikiranku. Mungkin obrolanku dengan ChaeYong tadi yang membuat pemikiranku tentang MinSeok dimulai, dan atmosfer yang tidak nyaman di antara kami. Atau hanya aku yang merasakannya? Karena sejak tadi MinSeok tidak sekalipun melepaskan genggaman tangannya padaku.

“JiHyun-a.. kau memikirkan sesuatu?” tanya MinSeok tiba-tiba.

Ahniyo..”

Geojitmal~” katanya padaku tanpa melepas senyumnya.

Aku diam.

“Aku tahu apa yang sedang kau pikirkan..”

Mwo?”

“Sesuatu yang berkaitan denganku..” ia memenggal kalimatnya sendiri. “Kau sedang memikirkan aku.”

Aku mendengus pelan. Mencoba merespon jawabannya dengan sok cool. “ge.er!”

Ia masih tidak melihatku, namun senyumnya makin melebar. Ia terkekeh. “Yakinlah padaku JiHyun-a.. aku mencintaimu..” katanya.

Nan arrayo..”

“Dan kau.. juga mencintaiku..” ia memotong kalimatku sambil menatapku penuh arti. “Aku akan meyakinkanmu bahwa kita punya perasaan yang sama..” katanya lagi dengan senyum tulus tersungging di bibirnya.

Aku terbengong awalnya, namun setelah tersadar, aku tersenyum. Mengangguk mengiyakan tanpa ragu. Ya, aku juga akan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku juga mencintai Hwang MinSeok. Akan kubuat banyak memori menyenangkan untuk kita berdua.. bukan.. bukan memori.. karena aku akan tetap bersama Hwang MinSeok. Tidak akan ada kata berpisah di antara kami. Aku yakin.

***THE END***


*saya cuma menambahkan gambar doang, semua tulisan asli dari choi chaeyong*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar