alhamdulillah seneng banget.. oya buat yang nunggu kejutan nah kejutannya ada di part ending ini, so yuk ah langsung capcussss
“demi tuhan, sungguh aku ingin berteman denganmu” sambung onew yang terus berjalan mundur menuju sudut yang ia maksud tadi.
***
Hari ini tepat seminggu setelah kejadian menyakitkan yang jihyun alami malam itu dan juga sejak malam itu jihyun merasakan sisi lain onew yang jauh berbeda dengan pandangannya selama ini, tapi entah kenapa ia masih belum bisa baik pada onew dan kamis sore lalu secara resmi jonghyun sudah mengenalkan shin sekyung padanya, dan ternyata sekyung adalah gadis yang sangat baik dan ramah.
Sebenarnya jihyun ingin sekali membenci sekyung tapi sikap sekyung padanya membuat jihyun tidak bisa membencinya, apalagi hati kecil jihyun mengatakan bahwa sekyung adalah benar-benar pilihan yang tepat untuk jonghyun. Sakit memang, tapi apa boleh buat, inilah pilihan jonghyun, “aku menyayangimu jihyun -a, benar-benar menyayangimu, dan perasaan seperti ini tidak bisa disamakan dng yg lain di mataku kau lebih dari seorang sahabat dan kau harus tau, kita akan terus bersama sampai kapanpun karena seorang kakak tidak mungkin bisa meninggalkan adiknya, arrachi?” kata-kata jonghyun sore itu terus saja terngiang dibenak jihyun, entah dia harus sedih karena jonghyun hanya menganggapnya sebagai seorang adik atau harus senang karena jonghyun bilang mereka akan terus bersama dan jonghyun tidak akan meninggalkannya?entahlah.
“eomma, aku akan jalan-jalan sebentar” kata jihyun sambil mengikat tali sepatunya “ne, hati-hati jangan pulang terlalu larut” balas mrs.kim dengan jarum dan kain perca ditangannya, seperti biasa ia membuat sendiri beberapa accsesoris untuk koleksi dibutiknya.
“ne, aku pergi” ucap jihyun bersamaan dengan pintu rumah yang terbuka.
jihyun menarik nafas panjang sebelum melangkah, ia masukkan kedua tangannya kesaku jaket dan mulai berjalan menyusuri senja di trotoar kota seoul, tujuannya kali ini adalah pusat kota yang ramai dengan berjalan kaki. Beberapa kali jihyun menarik nafasnya dalam-dalam mencoba menghilangkan rasa penat dihatinya yang menumpuk selama satu minggu ini. Pandangannya masih lurus kedepan sebelum ia berhenti didepan mesin penjual minuman dan membeli minuman kesukaannya sekaleng kopi dan capuccino untuk bekalnya dijalan.
Ia membuka tutup kaleng kopinya dan memasukkan kaleng yang satunya di saku jaket, jihyun menyesap kopi yang baru ia beli lalu beranjak dari mesin penjual minuman itu.
“kenapa ini, apa mesinnya rusak?BRAAAK” gerutu seorang laki-laki bersamaan dengan suara tendangan di mesin penjual minuman itu, jihyun menoleh kebelakang sekilas tanpa menghentikan langkahnya sambil menyeruput minumannya dan kembali berjalan seperti semula. Sedetik dua detik. Ia kembali memutar kepalanya kebelakang tapi kini ia menghentikan langkahnya “eh?” gumamnya, dengan ragu jihyun menghampiri laki-laki yang masih menggoyang-goyangkan mesin itu dengan kesal, sepertinya jihyun mengenalinya walaupun kepala laki-laki itu ditutup dengan kupluk jaket yang ia kenakan.
jihyun mengetukkan telunjuknya beberapa kali kebahu laki-laki itu setelah ia berada tepat di sampingnya, laki-laki itu menoleh “eh jihyun -ssi” seru minseok yang raut mukanya yang kesal langsung berubah setelah melihat gadis disampingnya itu “aaaa ternyata penglihatanku masih normal” ucap jihyun lega, setelah siapa yang ditebaknya ternyata benar.
“mau kemana?dan kok bisa menemukan aku disini?” tanya minseok yang mulai melupakan minumannya yang masih terjebak dalam mesin itu, “aku hanya ingin jalan2 ke pusat kota tapi aku berbalik setelah mendengar seseorang menendang mesin ini, tadinya aku ragu kalau itu kau, tapi ternyata aku benar, hehehe” jawab jihyun dengan menampakkan eyes smilenya, “hehe jadi malu, eem jalan-jalan?mau aku temani?” ungkap minseok ramah, seperti biasa. “tidak apa-apa?” tanya jihyun basa-basi dan minseok menggeleng pelan “kenapa selalu meragukan tawaranku, apa tampangku tidk meyakinkan, huh?huh?” balasnya sambil mengerakkan wajahnya ke kanan dan kekiri dengan kedua tangannya, mereka berdua pun tertawa dan mulai berjalan meninggalkan mesin yang menahan minuman minseok tadi, “ini untukmu” jihyun mengulurkan capuccino dari saku jaketnya pada minseok.
Minseok melihat kaleng itu sebentar lalu menerimanya dan tersenyum “gomawo”
“oya kemana hampir sepekan ini aku tidak melihatmu, biasanya kau selalu bolak-balik kekantor atau kedorm, kemana saja?” tanya minseok pada gadis yang sedang terlihat menghabiskan minumannya “aku banyak tugas” jawab jihyun berbohong sambil melempar kaleng kosongnya tepat ke tempat sampah disisi jalan itu.
***
“hyung badanmu panas” ucap key yang mengecek dahi dan leher onew setelah melihat onew beberapa kali berhenti dan menyandarkan tangannya kedinding setelah sedikit melakukan gerakan dance, onew tampak sangat pucat, taemin berlari mematikan musik yang baru saja mereka pakai untuk latihan dan langsung menghampiri ke 3 hyungnya yang sudah mengerumuni onew.
“gwaenchana, ayo kita lanjutkan” ucap onew yang masih berusaha untuk berdiri tegak dan tersenyum seperti biasa walau badannya kini sangat lemas “hyung badanmu panas sekali!” ulang key dan minho juga ikut mengecekk dahi dan leher onew, “duduk dulu hyung” ucap taemin yang nampak sangat cemas melihat leadernya yang pucat itu “tidak usah! Kita langsung pulang saja” sahut jonghyun yang tangannya sudah mulai membaik kini sedang memasukkan beberapa barang onew kedalam tas dan langsung menjinjing tasnya dan juga tas onew.
“kalian kenapa?masih setengah jam lagi, ayo lanjutkan” kata onew yang berpura-pura semangat sambil membenarkan topinya “benar kata jjong hyung, kita pulang” ucap minho yang langsung meraih tangan onew dan mulai memapahnya, onew ingin menolak tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk menyingkirkan minho yang memang badannya lebih besar darinya, sedangkan key dan taemin mengambil tasnya masing-masing dan juga tas minho.
Keringat dingin mengalir deras di tubuh onew yang berjalan lemas dalam papahan minho dan benar saja, baru sampai didepan mobil onewpun pingsan, “hyung” ucap keempat member hampir bersamaan, key dan minho langsung mengangkat onew masuk kedalam mobil, disusul jonghyun dan taemin yang sebelumnya mengangkat tas-tas mereka masuk kedalam mobil terlebih dahulu. “telpon manajer hyung bilang onew hyung pingsan” perintah jonghyun sambil membuka jaket onew “suruh ia datang membawa dokter juga” sambung minho yang sekarang ada dibelakang stir mobil.
“arraseo” ucap taemin menurut.
***
“apa kau ada acara hari ini?” tanya mrs kim pada jihyun dari depan wastafel, “aniyo eomma, wae?” balas jihyun lalu meneguk teh yang baru saja ia seduh.
“kalau begitu bisakan kalau eomma minta tolong antarkan ini ke dorm” kata mrs.kim lalu berbalik dan mengencangkan kembali ikatan kain yang membungkus termos makanan itu, jihyun meletakkan cangkir tehnya dan mendekatkan hidungnya kebungkusan itu “apa ini?” tanya jihyun yang tidak bisa menebak isi didalamnya, “ini bubur, dan minuman tradisional, bisa tolong antarkan?soalnya eomma ada acara dng klien” jelas mrs.kim
“tentu bisa, apa ada yang sakit?apa oppa?” tanya jihyun yang mulai nampak cemas, “semalam jonghyun telpon, memang ada yang sakit tapi bukan dia, eomma juga tidak menanyakan siapa yang sakit, jonghyun hanya meminta eomma membuatkan ini, baiklah segera antarkan ya eomma mau siap-siap dulu”
“arraseo”
Mrs.kim sudah pergi ke kamarnya, tapi jihyun masih menatap lekat bungkusan berwarna hijau dengan corak daun berwarna kuning itu, ia menyipitkan matanya dan sedikit memiringkan kepalanya, kalau bukan jonghyun lalu siapa?
***
Jihyun duduk dibangku bus paling belakang dengan bungkusan termos bubur dipangkuannya, kemudian ia seperti teringat sesuatu dan langsung merogoh ponsel di saku hoodienya, setelah menemukan nama yang ia cari ia langsung menekan tombol panggil diponselnya itu “minseok-ssi, apa kau sedang sibuk sekarang?...eeh, benarkah? Baiklah tunggu aku didepan dorm ya, sebentar lagi aku sampai” jihyun mengakhiri telponnya tepat saat bis yang ia tunggu datang.
***
“jihyun-ssi, wae?...aniya, aku sedang di dorm SHINee sekarang...iya, ne arra, nee” minseok memasukkan kembali ponselnya ke saku dan kembali ke loby sebelum dia sempat masuk ke apartement SHINee.
Dari kejauhan minseok melihat seseorang baru yang ia kenal beberapa bulan ini, berjalan mendekatinya, ya memang karena sebelumnya mereka sudah janjian untuk bertemu disini, di depan dorm SHINee “jihyun -ssi! Annyeong haseyo” sapa minseok pada jihyun yang masih 2 meter didepannya, “annyeong haseyo, maaf lama menunggu” jihyun menyunggingkan senyumnya.
“tidak apa-apa, kajja” ajak minseok
“annyeong haseyo” sapa minseok pada penjaga lobby dan satpam lalu disusul jihyun yang juga ikut menyapa mereka, lalu mereka masuk kedalam “itu apa?” tanya minseok penasaran, jihyun mengangkat bawaanya “ini? Ini, bubur dan minuman tradisional, oppa yang minta untuk membawakannya” jawab jihyun.
“jonghyun hyung?”
“hmm”
“apa ada yang sakit?” tanya minseok lagi, jihyun mengangkat bahunya dan menurunkannya lagi “entahah, sepertinya begitu, apa kau tidak tau?” tanya jihyun balik, minseok menggelengkan kepalanya “mungkin itu sebabnya aku disuruh kesini” jawab minseok sambil menekan bell apartement SHINee, “hwang minseok yeogiyeyo” ucap minseok ketelecom yang dipasang disamping pintu itu, dan sesaat pintu pun terbuka.
“annyeong haseyo” sapa minseok ramah seperti biasa “annyeong haseyo hyung, noona” balas taemin dengan senyum tercute yang sering fans mereka bilang “siapa yang sakit? Jonghyun oppa anieyo?” tanya jihyun sambil melepas tali sepatunya “bukan, onew hyung yang sakit, semalam dia pingsan saat selesai latihan” jawab taemin “ini bubur yang semalam jjong hyung minta?” sambung taemin sambil memegang bungkusan yang jihyun bawa sementara minseok sudah masuk kekamar onew lebih dulu jihyun menyodorkan bungkusan itu ke taemin“ne, ini bawa”
“ oo jadi leader kalian yang sakit? Eh tapi bisa saja dia berlatih acting untuk teater musical terbarunya” lanjut jihyun dengan nada menyindir dan langsung masuk setelah berganti dengan sandal rumah yang disediakan.
“tidak noona, berhentilah negatif thinking pada onew hyung, dia benar-benar sakit demamnya sangat tinggi semalam” seru taemin yang mulai kesal dan memperingatkan jihyun dengan nada yang sedikit ketus lalu berjalan mendahului jihyun yang masih menatapnya remeh “cih!” desis jihyun sambil membuang muka.
Entah sampai kapan jihyun selalu memandang onew seperti itu dan entah sampai kapan ia akan merasa tak bersemangat kalau sudah mendengar tentang SHINee, bahkan ia pun tak bersemangat untuk menemui jonghyun meskipun jonghyun sudah meyakinkan jihyun, dan keadaan seperti ini benar-benar berbeda saat jihyun masih tinggal diindonesia, dulu disana setiap kali mendengar nama SHINee dan jonghyun ia merasa sangat senang mungkin bisa dibilang tergila-gila tapi sekarang sejak kemunculan gosip tentang onew dan cerita tentang onew dari myung eun ditambah kenyataan tentang jonghyun dan shin sekyung, itu semua membuat kadar kesukaan jihyun pada SHINee berkurang.
“kau disini?” tanya jonghyun lalu meletakkan tangannya dibahu jihyun yang baru saja akan memasang earphonenya, jihyun menoleh sekilas dan kembali memasang earphone ditelinganya lalu jonghyun merebut satu earphone yang belum sempat jihyun pasang ditelingannya lalu duduk disamping jihyun yang terkesan cuek padanya “kenapa tidak masuk?huh?” tanya jonghyun lagi kali ini dengan merangkulkan tangannya dibahu jihyun yang bersandar disofa, jihyun melepaskan rangkulan jonghyun pelan “untuk apa?”
Jonghyun memandang jihyun sebentar, lalu kembali merangkulnya “onew hyung sakit, apa kau tidak mau menengoknya?semalam dia pingsan dan badannya panas sekali, dia bekerja terlalu keras.” ungkap jonghyun, kali ini jihyun tidak melepaskan rangkulan jonghyun lagi karena dia tau dia akan capek sendiri karena jonghyun pasti akan melakukannya lagi kalau jihyun melepaskannya “apa itu penting untukku? Aku tidak suka sok akrab dengan orang yang asing dimataku” jawab jihyun datar dan terkesan tidak mau tau kalau sudah menyangkut tentang onew.
“kau jangan begitu, aku tau kau gadis baik jadi jangan berpikiran hal buruk lagi tentang onew hyung, dia sangat jauh berbeda dengan apa yang kau pikirkan selama ini, arrachi?” ucap jonghyun dengan senyum bijaksana sambil menyenderkan kepala jihyun di bahunya “entahlah, aku hanya tidak suka berada didekat orang yang asing dimataku, dan menurutku leadermu itu orang asing” kata jihyun lalu melepas earphonenya dan beranjak dari duduknya “mau kemana?” “toilet”
~~~~
Jihyun menatap lekat wajahnya dalam cermin, cukup lama ia memandang bayangan dirinya dicermin, dengan sedikit melamun, entah apa yang ia pikirkan, tiba-tiba “Cih apa-apaan, aku harus menengoknya? Jangan bercanda oppa, apa dia lupa siapa penyebab cideranya, beberapa kali aku melihatnya enak-enak tidur sementara yang lain sibuk latihan dan menyiapkan keperluan performnya, apa itu bukan bukti yang cukup untuk menyebutnya leader yang tidak bertanggung jawab??
Dia gunakan wajah cute dan innoncentnya untuk membuat pandangan orang lain kalau dia itu benar-benar lucu dan baik hati? Bahkan yang lain pun sangat membangga-banggakannya, munafik.” Gerutu jihyun pelan dengan tangan mengepal erat lalu ia membasuh mukanya cepat berharap emosinya reda, setelah mengambil beberapa tisu dan mengelap mukanya jihyun pun keluar.
Tapi baru sampai di depan ruang makan jihyun menghentikan langkahnya tepat disamping kulkas besar itu.
-meja makan-
“kalau tidak bisa meyakinkan jihyun, hyung pasti tidak mau berhenti untuk membuktikannya” gumam jonghyun pada dirinya sendiri “kau benar hyung, apa kau sudah bicara dengan jihyun noona?” tanya taemin pada jonghyun yang nampak sedang mengetuk2kan jarinya dimeja makan “sudah tapi dia tidak mau dengar, aku tidak tau kenapa sekarang rasanya sulit memberinya penjelasan, padahal dulu jihyun yang aku kenal tidak begitu” jelas jonghyun “tapi dia tidak seharusnya menjudge onew hyung seperti itu, kasihan dia, kau tau kan hyung dia bekerja keras seperti ini untuk memberi kita contoh yang baik dan juga untuk menghapus image buruknya yang terlanjur menyebar di internet juga?” kata taemin lagi dengan menatap jonghyun dan minho bergantian.
Minho menunjuk taemin dan menaikkan sebelah alisnya sambil mentap jonghyun “taemin benar, tapi masa jihyun bisa sangat membenci onew hyung hanya karna gosip diinternet?” sahut minho dengan mengerutkan dahinya, ia mulai berpikir, dan jonghyun juga kehabisan ide untuk bagaimana menyakinkan jihyun, ia merasa sangat tidak enak hati dan juga merasa bersalah karena kemungkinan besar onew bekerja keras seperti ini salah satunya untuk membuktikan ke jihyun kalau dia bukan seperti yang gadis itu pikirkan.
Minho yang tadi nampak berfikir lalu menepukkan kedua telapak tangannya “mungkinkah myung eun noona terlibat disini?” tanya minho yang seketika berbalik menatap jonghyun dan taemin, jonghyun yang semula menundukkan kepalanya langsung mendongak kearah minho “kalian ingat kejadian 1 tahun lalu? Myung eun noona menyatakan cinta ke onew hyung?” selidik minho semangat, jonghyun dan taemin mengangkuk cepat.
“dan onew hyung menolaknya, dan setelah itu kalian ingatkan apa yang myung eun noona lakukan? Dia jadi dendam dan membenci onew hyung, myung eun noona pernah mencoba sengaja menabrakkan troli barang ke arah onew hyung, tapi gagal, ingat?” jelas minho menggebu-gebu, dengan wajah bengong seperti orang yang didongengkan jonghyun dan taemin hanya terus mengangguk.
“dan minuman dari myung eun noona untuk onew hyung yang sengaja direbut minseok lalu dibuangnya dan minseok bilang ada sesuatu sesuatu diminuman itu. Sesuatu yang dimaksud pasti sesuatu yang membahayakan onew hyung” lanjut jonghyun tak kalah semangat,
Minho menapakkan tangannya kemeja makan dan menatap lekat kedua sahabatnya itu bergantian “jangan-jangan foto2 onew hyung yang sedang tertidur diruang make up, di backstage saat gladi bersih itu yang menyebarkan ke internet adalah myung eun noona? Dan dia memutar balikkan semuanya” tuduhnya.
“ya, pertama jihyun noona mulai sering datang ke kantor aku sering memergokinya berbicara akrab dan serius dengan myung eun noona, aku yakin yang ada dibelakang ini adalah myung eun noona” sahut taemin yang tadinya hanya pendengar setia, “kita sudah menemukan biangnya, secepatnya kita atasi” lanjut taemin sambil mengangkat kepalan tangannya dan dengan ekspesinya seperti super hero pembasmi kejahatan.
-back to jihyun -
Jihyun tercengang mendengar percakapan 3 laki-laki itu, dan dengan langkah cepat jihyun kembali ke ruang tamu dengan melewati minho, jonghyun dan taemin yang seketika kaget melihat jihyun lewat dengan tergesa-gesa, diruang tamu jihyun langsung memasukkan bukunya yang tadi sempat ia keluarkan “oppa aku pergi, aku lupa kalau aku ada janji dengan teman kampusku, tolong bilang ke minseok-ssi, aku pulang duluan” teriak jihyun pada jonghyun yang sedang melongo melihat tingkahnya yang terlihat aneh, “annyeong” teriak jihyun lagi lalu menutup pintu dari luar dengan sedikit kasar.
“apa dia mendengarnya?” tanya taemin cemas, dan minho-jonghyun hanya menjawab dengan menaikkan kedua bahunya dan menggeleng pelan.
Jihyun berjalan cepat dengan menghentakkan kakinya lebih keras, emosinya meluap setelah tau ia sedang diadu domba dengan orang yang selama ini ia anggap sangat manis dan baik hati yaitu shin myung eun “brengsek” umpat jihyun dengan kedua tangannya yang mengepal erat hingga kukunya menekan kuat telapak tangannya, tapi sakitnya tidak terasa karena ia sedang sangat emosi.
***
“hai jihyun-a apa kabar? Tumben baru keliahatan kemana saja?” sapa myung eun pada jihyun yang baru datang dengan wajahnya yang tidak seperti biasa, jihyun menghentakkan tangannya kemeja kerja myung eun “men ji ji kan” ucap jihyun pelan dengan suara ditekan dan mencondongkan wajahnya kearah myung eun.
“apa maksudmu?” ucap myung eun sambil mengibaskan tangan dengan senyum tak berdosanya.
jihyun tersenyum sinis sambil mengelus pipi myung eun “maksudku? Sudahlah jangan pura-pura sok tidak tau apa-apa shin myung eun-ssi” kata jihyun lalu mendorong pipi wanita didepannya itu, myung eun memalingkan mukanya dan tersenyum kecut.
“kau, mencari kambing hitam untuk membalaskan kebencianmu pada onew karena cintamu ditolak, huh? Picik, memalukan, kau tau apa yang kulakukan selama ini terhadap onew?Kau tau?, Kau tau onew berusaha keras untuk membuatku menghapus tuduhan itu dan menghapus image buruknya yang terlanjur menyebar diinternet, hingga dia sakit? Kau tau aku jadi salah satu masalah SHINee hingga menambah pikiran mereka yang sudah terlalu padat? Kau tau jonghyun menanggung rasa bersalah karena aku? Kau tau? Itu semua karena kelakuanmu yang sangat menjijikkan, kau manfaatkan wajah fairymu untuk mengadu dombaku, siapa lagi targetmu selanjutnya?huh? ” umpat jihyun geram dan semakin memajukan wajahnya ke arah myung eun.
PLAAAKK, seketika jihyun mundur dengan memegang pipi kirinya yang merah karena sebuah tamparan keras mendarat disana dan ternyata suara tamparan itu cukup keras hingga seisi ruangan itupun langsung menoleh ke arah jihyun dan myung eun “kau siapa? Kau orang baru, kau orang asing, kau tidak mengenalku, beraninya kau berkata seperti itu padaku” kata myung eun yang mulai menampakkan keasliannya.
“aku memang orang baru, aku memang orang asing, orang asing yang terhasut oleh seorang senior picik sepertimu, orang yang berwajah fairy yang baru aku kenal, yang ternyata seorang penghasut dan disitulah kebodohanku, tapi sekarang sesuatu telah membuka mataku, dan kau jangan harap kau bisa mendekati mereka lagi bahkan aku juga bisa membuatmu keluar dari tempat ini, camkan itu” ancam jihyun dengan suara yang masih sama seperti tadi,
dan baru saja ia akan pergi sebuah tangan menahan lengannya dan PLAAAAK myung eun menampar pipi kanan jihyun yang menyebabkan pelipis mata kirinya terluka karena membentur pembatas meja kerja myung eun dan tunggu, sedikit darah juga keluar dari tepi bibirnya, jihyun diam sambil menatap nanar wanita yang baru saja menamparnya itu dan seorang staffpun langsung menarik jihyun mundur mengantisipasi terjadinya serangan balik, tanpa menoleh untuk tau siapa yang menariknya.
jihyun tersenyum sinis “kenapa? Apa yang aku katakan benar? Kau kepergok?kau malu? kau takut,huh? dan tamparanmu ini? Thank you shin myung eun-ssi, kau memudahkan aku untuk membalasmu” lanjut jihyun yang matanya terus menatap myung eun tajam dan myung eun hanya terdiam dengan wajahnya yang merah padam dengan kedua tangannya yang mengepal, siap untuk memukul jihyun lebih keras. “tutup mulutmu!”
***
jihyun pulang ke rumah jonghyun dengan masker yang baru ia beli di supermarket, ibu jonghyun sempat bertanya tapi jihyun menjawabnya dengan berbohong dan ibu jonghyunpun percaya, semalaman jihyun tidak keluar kamar, makan malam pun tidak, sialnya ia tadi lupa utuk membeli sesuatu untuk bisa dimakan jadi terpaksa harus menahan laparnya sampai besok pagi.
Keesokan harinya warna merah dikedua pipi jihyun masih sedikit nampak, memar ditepi mulut masih terlihat jelas dan luka dipelipis kirinya juga belum kering “sialan” umpatnya didepan cermin sambil menyisir rambutnya, terpaksa ia harus berbohong lagi pada mrs.kim dan menahan laparnya sampai kampus. “haiish sariawannya pasti akan besar”
***
“kim jihyun-aa” panggil jonghyun pada gadis bermasker yang baru keluar dari kampus itu “apa kau yakin itu jihyun noona?” tanya taemin yang ragu-ragu karena wajah gadis yang jonghyun panggil sangat tidak jelas, “aku kenal jaket, tas dan gaya berjalannya” jawab jonghyun dengan tangan yang terus melambai pada gadis bermasker yang berjalan menunduk itu.
Karena gadis itu malah berjalan menjauh jonghyunpun memasang maskernya dan berlari menghampiri gadis itu, “mau kemana, ayo pulang bersamaku” ucap jonghyun yang sudah menghentikan langkah gadis itu, diam dan menunduk itulah yang jihyun itu lakukan sekarang, menyadari tidak akan ada balasan jonghyunpun langsung menarik gadis itu “op oppa lepaskan” benar gadis itu adalah jihyun.
Tebakkan jonghyun benar 100%, ternyata ia memang sangat mengenalnya, “wae? Jangan menolak, kajja” ajak jonghyun sambil menarik-narik tangan jihyun “shireo!” tolak jihyun sambil menghempaskan tangannya, pasti ia akan diajak ke dorm, atau stasiun tv, atau makan siang, dan pasti bertemu SHINee dan ONEW? Aigo, apa yang harus jihyun lakukan kalau bertemu mereka, dan luka dipelipis, memar dimulut? Apa yang harus jihyun katakan kalau sampai yang lain tau?
“omo! Kau gaya sekali, dan apa-apaan ini pakai masker segala, kau kan bukan artis yang sedang dikejar paparazi” ejek jonghyun yang masih menggenggam tangan jihyun.
“aihs, memangnya hanya artis yang boleh memakai masker?”
“jangan banyak bicara ayo ikut, jarang-jarangkan artis sepertiku menjemput seorang gadis biasa dikampusnya” ucap jonghyun sombong dengan diiringi kekehan dari mulutnya yang tertutup masker, dan jihyun memukul lengan jonghyun lalu menyerah dan mengikuti jonghyun masuk ke mobil dengan tangannya yang masih ditarik jonghyun.
Benar yang jihyun pikirkan tadi. DORM. dengan alasan kemarin jihyun pergi dengan tidak sopan, jonghyun yang tadi baru membeli sesuatu bersama taemin mengajak jihyun main ke dorm dan kebetulan SHINee sedang libur.
“aku pulang” teriak jonghyun sambil membuka handle pintu setelah memasukkan kode rahasianya diikuti jihyun bertopeng dan juga taemin yang membawa beberapa kantong plastik.
Jihyun mengamati sekitar agak sepi, tapi ia mendengar suara game mungkin minho yang sedang main, jihyun pun masuk dan langsung duduk disudut ruang tamu dengan wajahnya yang cemas sedangkan jonghyun dan taemin masuk kedalam lagi, entah untuk apa.
jihyun terdiam, ia bingung apa yang harus dia lakukan?bagaimana dengan onew?apa dia sudah sembuh?apa yang harus dia katakan? Rasanya seperti masuk rumah hantu, deg degan dan cemas, “kau pasti capek ini minum dulu” tangan yang menyodorkan segelas air putih itu tiba-tiba muncul didepan jihyun dan membuat jihyun kaget setengah mati karena ia sedang melamun, jihyun memutar badannya kearah dinding, menarik sedikit maskernya, mengelus dada dan bernafas berlebihan.
Jonghyun menatapnya heran “ya!kenapa membuka maskernya harus membelakangiku? Ada yang kau sembunyikan?”
Tetapi jihyun malah membenarkan posisi maskernya, tidak ada tanda-tanda ia akan melepaskannya “tidak apa-apa, aku juga harus jaga imageku” ucap jihyun bergurau dan jonghyun pun mendorong bahunya hingga tubuh jihyun condong kesamping “paboya!” ejek jonghyun lalu meletakkan gelas air minum itu dan kembali masuk, ini kesempatan jihyun untuk minum mumpung ruangan sepi, ia pun langsung melepas maskernya dan meneguk air itu sampai habis setengah.
“jihyun -sii______FRRUUUUHZZZ” sapa key bersamaan dengan air yang menyembur dari mulut jihyun. Eh. key melihatnya heran kenapa jihyun sekaget itu perasaan ia hanya menyapa biasa, tunggu, pelipisnya? Dengan secepat kilat key mendekati jihyun dan duduk didepannya “pelipismu?bibirmu?pipimu?aigooo kenapa itu semua, seperti habis dihajar masa?” tanya key dengan antusias
jihyun menepelkan jari telunjuknya dimulutnya sendiri “ssssssuuuttttttttssss”
“nanti yang lain dengar” lanjutnya sambil mencari-cari maskernya yang tadi ia letakkan sembarang, “tapi apa yang terjadi, kenapa wajahmu sampai babak belur seperti itu?” tanya key penasaran sekaligus khawatir “ya!dibilang jangan keras-keras” bentak jihyun
“ne, ne, tapi itu kenapa” desak key yang mulai mengecilkan suaranya “nanti saja aku ceritakan, sekarang mana maskerku?”
“masker?untuk apa? Lebih baik kau ikut aku, aku akan mengobati lukamu” ajak key yang sudah berdiri didepannya “ah tidak usah aku pulang saja” tolak jihyun yang matanya masih mencari-cari maskernya “kalau kau menolak aku panggilkan hyung nih” ancam key sambil menarik lengan jaket jihyun, jihyun diam lalu menghela nafas dan pasrah dengan ajakan key.
Tiba-tiba jihyun dan key berhenti saat melewati ruang makan, mereka berdua tidak tau kalau ada onew dan jonghyun sedang menyiapkan beberapa cup ramen disana, jihyun pun segera mundur untuk berlari, tapi belum sempat ia berlari jonghyun memanggilnya, dan secepat kilat jihyun sembunyi dibelakang key yang memang lebih tinggi darinya, menyadari wajahnya yang kata key seperti habis dihajar masa tidak tertutup apapun jihyun pun langsung menutupi wajahnya dengan mengangkat baju key hingga sedikit bagian punggung key terlihat “ya!turunkan bajuku” seru key.
Plakk, pukulan ringan mendarat dibahu key “kenapa tidak bilang kalau mereka disini” desis jihyun yang sangat deg-degan, “mana ku tau, tadi mereka tidak ada” bisik key sambil melakukan adegan tarik menarik baju dengan jihyun. Onew dan jonghyun diam menatap kelakuan aneh dua orang didepannya yang nampak sedang berdebat, berebut, dan berbisik-bisik tidak jelas.
Jonghyun yang penasaran segera mendekat, jihyun merasakan jantungya mau keluar “hyaa..eottokhe?” pekik jihyun pelan sambil memukul2 bahu key ringan “oppa aku pulang dulu saja” lanjut jihyun yang segera balik dan berlari, tapi beberapa langkah lebar jonghyun mampu menahan lengan jihyun “kau kenapa?” tanyanya sambil membalikkan badan jihyun, dan jihyunpun berbalik tanpa mampu menutupi wajahnya lagi “OMO!” jonghyun terkejut.
“ OMO! Kau kenapa?” timpal onew yang juga melihatnya. Sigh. Jihyun meringis, menampakkan gigi rapinya ke jonghyun dan onew dengan canggung “gwaenchana” katanya sambil mengibaskan kedua tangannya.
“jihyun -ssi, kajja” ajak key, “kemana lagi? Sudah ketahuan untuk apa cari tempat aman?” bentak jihyun geregetan, “ini obati lukanya” ucap onew dengan menyodorkan kotak p3k ke jonghyun.
~~~
setelah beberapa kali jihyun bilang tidak apa-apa dan beberapa kali pula jonghyun sengaja menyentuhkan kapas beralkohol itu tepat dilukanya, jihyun pun menyerah “aaw ok ok akan kujelaskan, tapi pelan-pelan ngobatinnya”
“hmmm, cepat ceritakan” gumam jonghyun tanpa menghentikan aktifitasnya mengobati tepi bibir hyeong rin penuh konsentrasi sambil memegangi dagu jihyun. God, wajah jonghyun hanya tinggal beberapa inci dari wajahnya, dan bibir sexy jonghyun menganga tepat dihadapannya, glek, jihyun menelan ludah karena melihat pemandangan menggiurkan yang ada didepannya, badan jihyun membatu dan mendadak dingin, tangan jonghyun yang tadinya memegangi dagunya tak sengaja menyentuh bibir bawah jihyun sambil trus menggeser posisi wajah jihyun agar lukanya tidak tersentuh lagi *taukan maksudnya?*, jantung jihyun serasa berhanti berdetak.
jonghyun belum juga menyadari gerak jari-jarinya, tapi jonghyun menyadari jihyun yang tadi bilang mau menjelaskan sesuatu malah mematung dan badannya dingin, diliriknya gadis dihadapanya itu, gadis itu ternyata sedang menatapnya dengan lekat, perlahan-lahan jonghyun menyadari posisinya yang sangat closed, pipinya panas, memerah rupanya, tapi jarinya belum juga turun dan tangan yang memegang kapas beralkohol itu masih menempel ditepi bibir jihyun.
setelah jonghyun mendapatkan kesadarannya dengan penuh dan sebelum ia khilaf ia pun mundur dengan salah tingkah dan sedikit berdehem, jihyun juga, ia mengerjap2kan matanya setelah sadar dari lamunannya.
“yaaaaah padahal sedikit lagi” seru key kecewa diikuti dengan desisan kekecewaan dari onew yang dari tadi berdiri dibalik dinding pembatas melihat adegan romantis jihyun dan jonghyun yang nyaris terjadi, seketika kedua ‘kakak beradik’ itu menoleh kesumber suara dengan wajah yang masih seperti kepiting rebus dan kedua orang tadi hanya meringis dengan jari membentuk huruf V.
“kalian lihat apa!!!” pekik jonghyun dengan melemparkan bantal sofa kearah mereka berdua, terlihat sekali jonghyun salah tingkah saat itu. Dan jihyun, ia membereskan obat-obatannya “biar aku obati sendiri ditoilet” ucapnya gugup lalu beranjak pergi “jihyun -ssi toiletnya disana” seru kedua pengintip itu hampir bersamaan diiringi dengan telunjuk mereka yang mengarahkan ke toilet karena melihat jihyun berjalan ke arah pintu keluar “ah ye” dumam jihyun malu, kenapa dia bisa lupa.
Setelah beberapa menit akhirnya jihyun keluar dari kamar mandi tapi langkahnya terhadang oleh minho yang baru saja menuruni tangga “kau terlalu berani untuk melabrak seorang senior, jihyun -ssi!” ucap minho yang rupanya baru saja mendapat pesan singkat, entah dari siapa, jihyun terbelalak dengan apa yang dikatakan minho, ia kembali spot jantung, diam, khawatir kalau yang lain terutama jonghyun mendengarnya.
“apa maksudmu?” tanya jonghyun yang ternyata tak sengaja mendengarnya “ini” jawab minho sambil menyerahkan ponselnya pada jonghyun dan jonghyun mulai membaca isi pesan itu, “benarkah jihyun-a??” tanya jonghyun yang sudah tidak salah tingkah lagi “ne, aku menghampirinya karena sebelumnya aku sudah mendengar percakapan kalian kemarin, aku minta maaf karena tidak mendengarkan ucapanmu sebelumnya oppa” jihyun mengakui dengan menunduk.
“maaf, maafkan aku” sesal jihyun yang mulai berkaca-kaca
jonghyun maju selangkah dan langsung memeluk jihyun yang tertunduk “gwaenchana” ucapnya sambil mengelus rambut jihyun lembut, “apa kau tidak mau minta maaf pada onew hyung?” tanya minho datar, “nanti saja minho-a, biarkan dulu” seru jonghyun yang tau apa yang jihyun rasakan, karena masih sedikit lemas onew yang tadi ada disana sudah kembali kekamarnya sebelum hoobaenya ini mengungkap masalah sedangkan taemin sepulang dari pergi bersama jonghyun ia langsung mengerjakan tugas sekolahnya.
“aku tidak tau harus berkata apa, aku malu, aku sangat jahat telah tega menuduhnya seperti ini, dia sakit karena aku juga, dia ingin membuktikan kalau pikiranku tentangnya salah, sampai di harus seperti ini, aku juga sudah membebani kalian, maafkan aku” jihyun menangis, “gwaenchana jihyun-ssi, itu bukan semua salahmu, kami semua sudah tau sifat aslinya tapi tentang kau yang jadi kambing hitamnya kami hanya menebak saja ” ucap key.
“kami? Kemarinkan kau tidak ikut berunding.” Protes minho
“tapi aku juga sudah tau sebelumnya” timpal key.
“ki bum-ssi, gomawo” ucap jihyun sambil melepaskan pelukan jonghyun dan mengusap pipinya yang basah.
***
jihyun tak bisa tidur semalaman, ia hanya melihat pemandangan kota seoul dari jendela apartemen atau lebih tepatnya adalah dorm SHINee, jonghyun melarangnya pulang karena takut ibunya khawatir dan bertanya macam-macam, setelah kejadian tadi jihyun belum berkata sepatah katapun pada onew ia hanya diam, tapi diamnya kali ini bukan diam yang menyimpan rasa benci melainkan diam karena sangat merasa bersalah padanya.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.25 dini hari tapi sama sekali jihyun belum merasa ngantuk, otaknya masih terus bekerja, berpikir bagaimana dan apa yang harus diucapkan untuk minta maaf pada onew, karena belum ingin tidur jihyun pun memutuskan untuk keluar kamar untuk membuat secangkir kopi untuknya sendiri “belum tidur?” tanya onew tiba-tiba dan langsung membuka kulkas, mencari sesuatu makanan untuk dipanaskan karena onew memang suka lapar ditengah malam.
“mati gw” desis jihyun dengan bahasa indonesianya, apa yang harus jihyun lakukan? Tidak mungkin kalau ia akan lari begitu saja sementara jaraknya dengan onew hanya beberapa langkah, tidak mungkin juga ia berbalik dan langsung berlutut sambil memohon, itu berlebihan.
Jihyun masih mematung ditempat tadi, dan onew malah sengaja mendekatinya “belum ngantuk?” ulang onew yang kini ada disebelah jihyun yang sedang menyendok gula “a..aku hanya ingin ke kamar mandi” jawab jihyun gugup “aa baiklah” kata onew yang langsung beranjak pergi, jihyun bernafas lega, tapi baru saja jihyun menghela nafasnya onew kembali berbalik kearahnya “eh tapi untuk apa kekamar mandi bawa gula?”
***
“jihyun -a, bangun, ya!” panggil jonghyun sambil mengoyak jihyun yang tidur disofa ruang tv lengkap dengan selimut tebal yang membungkus badannya “kim jihyunnie pailli ireona, yaaa!!” gugah jonghyun yang suaranya semakin meninggi, akhirnya jihyun terbangun sesaat mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling “ya! Kenapa tidur disini?dan ini bukannya selimut onew hyung?” tanya jonghyun penasaran sekaligus bingung, “oppa, akuu...” jawab jihyun menggantung ia nampak sedang sedikit mengingat apa yang terjadi semalam “aku..”
-flashback-
“selama ini aku sangat berpikiran negativ tentangmu dan memandangmu sebagai yang terburuk, aku sudah menuduhmu yang macam-macam, aku membencimu, dan aku jahat padamu, tapi sungguh sekarang aku sangat merasa bersalah karena semua pandanganku tentangmu itu salah besar, aku minta maaf, benar-benar minta maaf” ungkap jihyun dengan membungkukkan badannya berkali-kali didepan onew.
Onew memegang kedua lengan jihyun agar berhenti membungkukkan badannya “aku tau ini akan terjadi, jadi aku sudah memaafkanmu dari dulu dan aku juga tidak marah sama sekali padamu, selama ini aku hanya berusaha menjadi leader yang jujur dan tanggung jawab, tapi ada juga pihak yang memandangku sebaliknya dan disini aku juga tidak akan menyalahkan siapapun atas gosip yang menyebar, karena itu hak mereka untuk menilaiku seperti apa, yang penting aku tidak seperti yang mereka katakan dan aku akan selalu berusaha melakukan yang terbaik” kata onew bijaksana dengan wide smilenya yang ramah itu.
-flashback end-
“setelah itu?apa yang kau lakukaan?” tanya jonghyun yang masih penasaran, “setelah itu aku melanjutkan bikin kopi lalu kita nonton dvd disini, karena semalam aku juga belum bisa tidur” jawab jihyun “dan mungkin semalam aku ketiduran jadi onew-ssi mengambilkan selimut untukku” lanjut jihyun.
“itu bukan mungkin lagi tapi kau memang ketiduran, pabo” jonghyun mendorong dahi jihyun hingga dia tertidur lagi dan jonghyunpun langsung pergi meninggalkan jihyun yang masih mengumpulkan sisa nyawanya, “eh setelah itu tidak ada hal lain yang kau lakukan kan?” selidik jonghyun sebelum keluar dari ruangan itu “yhaaaaa!!!!” pekik jihyun nyaring.
***
Ini sudah hampir tengah hari saat jihyun dan minseok menikmati ice cream mereka di kedai disudut daerah pertokoan pusat kota seoul itu. Jihyun beberapa kali melirik keluar jendela kedai ice cream dan jam tangannya “sepertinya aku salah memilih waktu seharusnya aku tidak memintamu menemaniku disini” ucap minseok yang rupanya dari tadi mengamati jihyun yang nampak gelisah “eh?” jihyun menoleh.
Jihyun tersenyum lebar dan melipat kedua tangannya diatas meja, “ternyata waktu 2minggu itu sangat cepat ya? Salah paham itu sudah berakhir, hidupku terasa nyaman” ungkap jihyun dengan sumringah “onew ternyata orangnya sangat baik, dan sifat buruknya yang dulu sering aku pikirkan sama sekali tidak ada, hah menyenangkan, ada didekatnyapun terasa sangaaat nyaman” lanjut jhyun dengan pandangannya yang menerawang.
minseok hanya menatap gadis didepannya dengan sesekali menyendok ice cream vanillanya, “ya! Kenapa diam saja?” seru jihyun yang menyadari lawan bicaranya itu hanya diam dan memandanginya terus “ya!”
“aku hanya senang melihatmu tersenyum seperti itu tanpa ada benci-bencian lagi” minseok meletakkan sendoknya dan juga ikut melipat kedua tangannya diatas meja “jadi kau sudah berteman dengan onew hyung?” tanya minseok dengan mendekatkan kepalanya, jihyun mengangguk senang “bahkan kami sudah akrab” katanya “kau suka padanya?” tanya minseok lagi “entahlah” jawab jihyun asal, ia kembali melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan tepat pukul 12.00
Minseok menyenderkan punggungnya ke tempat duduk “pergilah kalau kau ada janji, palingan sebentar lagi temanku datang” kata minseok sambil memandangi jihyun yang sedang memasukkan sesendok ice cream ke mulutnya.
“emm, apa tidak apa-apa kalau kau sendirian disini?” tanya jihyun ragu “haish jelas tidak apa-apa, pergilah lagi pula kalau aku sendiri juga tidak akan ada yang menculikku” timpal minseok.
“haha kau bisa saja, baiklah kalau begitu aku pergi, kalau ada apa-apa segera hubungi 112” canda jihyun lalu mengambil wafer yang ada di ice creamnya.
“ya! Memangnya aku benar-benar akan diculik?” omel minseok yang dibalas jihyun dengan kekehan dan tepukkan dibahunya dan langsung pergi begitu saja.
minseok menghela nafasnya “kau menyukainya jihyun-a”
***
“sudah lama menunggu? Maaf ya” ucap jihyun pada onew yang berdiri disamping loket pembayaran tiket masuk lotte world itu “gwaenchana, kajja, yang lain sudah menunggu didalam” ajak onew ramah, rupanya dia sengaja masuk terakhir karena dia sudah buat janji pada jihyun.
“onew-ssi kalau boleh jujur aku tidak suka tempat ramai seperti ini dan lihat wahana itu, kya mengerikan sekali” ungkap jihyun dengan dahinya yang berkerut.
“jadi maksudmu kau juga takut naik roller coaster itu?” tanya onew sambil menunjuk wanaha seperti kereta tanpa atap yang melaju kencang di atas rel yang berputar dan menikung tajam itu, jihyun mengangguk sambil menelan ludahnya dan onew hanya terkekeh “kalau begitu akan ku buat kau supaya tidak takut lagi”
“eh itu mereka” seru onew saat melihat taemin, key, dan minho yang sedang antre untuk naik wahana yang baru saja ia dan onew bicarakan. Dan mereka berlima bergabung tanpa jonghyun karena jonghyun lebih memilih jalan sendiri dengan pacarnya, dan saat mereka untuk menaiki roller coaster itupun tiba, jihyun memengang erat pengaman yang mengunci badannya.
“noona anggap saja ini hadiah untuk onew hyung karena dia sudah memaafkanmu” bisik taemin jahil, dan jihyun hanya mengangguk pasrah.
***
“ahahaha seru sekali” ucap key senang dan minho, taemin dan onew pun tertawa.
“noona, otte??seru kan?” tanya taemin pada jihyun yang wajahnya nampak pucat “ne, jjang” jawab jihyun lemas sambil mengangkat jempolnya dan memegangi perutnya yang sedikit mual, “aku lapar” kata key “na do, ayo makan dulu setelah itu lanjutkan lagi” sambung onew riang.
Mereka berlima sedang asik menikmati makan siangnya sebelum seorang gadis tiba-tiba memanggil “minho-ya” dan datang menghampiri meja dimana mereka duduk.
“ya! Minho-ya” ulang gadis itu sambil melemparkan high fivenya ke arah minho yang masih memegang burgernya “yooo, whats up chae yong noona” balas minho, gadis bernama chae yong itu pun langsung cemberut dan memukul lengan minho “ya! Apa aku setua itu, kita seumuran, jangan panggil aku noona lagi” gerutu chae yong.
“haha baiklah, oya bagaimana turnamentnya kemarin? Maaf aku dan yang lain tidak jadi datang” kata minho.
Saat ini sepertinya dunia hanya milik mereka berdua, yang asik membicarakan tentang turnament, turnament basket yang diikuti gadis berambut pendek itu, choi chae yong atlet basket dikampusnya dan juga member baru disalah satu GB posisinya adalah seorang DJ.
Onew, key, taemin dan jihyun menatap kedua makhluk itu dengan heran, onew, taemin dan key heran karena gadis itu tidak menyapanya padahal mereka sudah lama kenal dan jihyun heran karena gadis yang tak dikenalnya itu tiba-tiba datang dan tingkahnya begitu aneh.
“ya!” seru onew sambil memukul punggung gadis itu, gadis itu menoleh “oh onew-ssi kapan datang?”, oh ya tuhan apa chae yong dari tadi tidak lihat onew sudah duduk disana sebelum ia datang “seharusnya aku yang tanya, kapan kau pulang?” timpal onew pada gadis yang sudah kembali ngobrol dengan minho.
“choi chae yong” seru onew yang kini lebih mengeraskan suaranya, gadis itu kembali menoleh “oh iya aku lupa” kata chae yong sambil mengeluarkan kotak dari dalam ranselnya dan memberikannya ke onew, onew pun membuka dan mengeluarkan kotak yang berisi mainan berupa anak ayam berwarna kuning cerah, onew melihat anak ayam dan chae yong bergantian dengan muka polosnya.
Dan nampak key, taemin, dan jihyun menahan tawanya sedangkan minho dan chae yong masih saja asik mengobrol “chagiya” pekik onew gemas, chae yong berbalik dan merebut mainan itu “kenapa sih, ini tinggal putar disini dan lihatlah lucukan ayamnya bisa jalan sendiri” ucap gadis itu yang membuat onew bengong dan taemin-key-minho tertawa keras.
Sedangkan jihyun, matanya terbelalak setelah mendengar panggilan onew kepada gadis bernama chae yong tadi, ia tak percaya gadis tomboy yang terlihat lebih akrab denga minho itu adalah kekasih onew? Oh demi apapun kini tubuh jihyun seperti tersambar petir. Tapi sesaat jihyun tertawa “jadi kau sudah punya pacar?ini pacarmu?” tanya jihyun pada onew yang masih memegang mainan itu, dan onew menjawab dengan menyuruh gadisnya berkenalan dengan jihyun.
“annyeong choi chae yong ibnida” sapa gadis itu dengan mengulurkan tangannya dan jihyunpun menyambutnya “kim jihyun-ieyo” senyum jihyun nampak dipaksakan, ia melepas jabatan tangannya dan mengambil botol soft drinknya dengan tangan yang bergetar, ia shock ternyata onew sudah punya pacar. Jihyun yang tadinya sangat bersemangat berada didekat onew setelah mereka berteman sekarang rasa semangat dan senang itu menguap begitu saja setelah mendengar kata ‘chagiya’ yang onew tujukan untuk gadis itu. Dan tanpa jihyun sadari selama ini ia tertarik pada sosok onew, dan sifat asli onew sangat menarik hatinya, jihyun suka, ia menyukai leader itu, leader yang pernah menjadi sangat buruk dimatanya.
jihyun duduk dan mendengar omongan-omongan mereka dengan terseyum kaku, rasanya ia ingin lari dari tempat itu tapi bagaimana caranya.
“ya! Kau disini rupanya?katanya kita akan pergi nonton? Kau lupa ya” seru seorang laki-laki yang tiba-tiba merangkul jihyun dari belakang, mineok ternyata, ia mengedipkan sebelah matanya untuk memberi isyarat pada jihyun, dan ini kesempatan besar untuk mencari alasan “aaa benar, kenapa aku bisa lupa” balas jihyun yang sedikit ragu “eeh mana boleh pergi begitu saja, hutangmu dengan onew hyung belum lunas” cegah key, onew yang merasa namanya disebutpun menoleh dan tersenyum “tidak apa-apa, diakan sudah ada janji, dan urusan kita masih bisa diselasaikan lain kali”
Lihat, bahkan onew dengan senang hati membiarkan jihyun pergi begitu saja, kecewa memang tapi lagi-lagi inilah kenyataannya.
Jihyun beranjak dari duduknya dan minseok langsung menggenggam tangannya “noona, apa aku boleh ikut?aku juga sedang ingin nonton” ucap taemin manja, dan minho langsung menyikutnya “apa kau tidak bisa liat situasi dan kondisi” kata minho dengan melirikkan matanya ke arah jihyun dan minseok, “ayo ikut, lebih ramai lebih serukan?” ucap jihyun dengan senyumnya yang tidak seceria tadi “ah tidak jadi, tiba-tiba aku pengen masuk rumah hantu itu” kata taemin yang sepertinya sudah mengerti maksud minho tadi.
Tanpa lama-lama lagi minseok berpamitan dan disusul jihyun yang sedikit membungkukkan badannya “hati-hati dijalan, aku titip adik baruku ya minseok-goon” seru onew, minseok menggangguk dengan senyum mengembang. adik?baiklah lagi-lagi jihyun dianggap sebagai adik oleh kedua laki-laki ia anggap spesial.
~~~~
“gomawo” ucap jihyun yang tangannya masih erat digenggam oleh minseok, hanya ucapan terimakasihlah yang saat ini ingin jihyun ucapkan, terimakasih karena tuhan mengabulkan doanya dan mengirim minseok untuk membawanya pergi dari segerombol saudara barunya itu, dan ia tidak sedang bersemangat untuk menanyakan, bagaimana bisa minseok menemukannya disini, padahal katanya minseok ada janji dengan temannya, bagaimana bisa minseok tiba-tiba mengajak jihyun pergi meninggalkan mereka seakan ia tau keinginan jihyun. Ya Tuhan kau memang hebat.
“namanya choi chae yong, dia atlet basket, dia juga seorang anggota baru girl band posisinya sebagai DJ, ia bertemu onew hyung saat SHINee dan grup mereka mengisi acara yang sama, mereka baru 1 tahun pacaran, tadi itu dia baru pulang dari daegu untuk pertandingan basket” jelas minseok tanpa ada yang memintanya untuk menjelaskan, jihyun berhenti lalu kembali menoleh kebelakang terlihat onew yang sedang tertawa sambil mengacak rambut gadis yang bernama choi chae yong tadi, jihyun menarik nafasnya dalam “gwaenchana” gumamnya lirih.
***
atas permintaan jihyun, akhirnya minseokpun mengantarnya berjalan-jalan dipantai, setelah melepas helm yang ia pakai jihyunpun langsung berjalan di bibir pantai, diambilnya beberapa batu dan dilemparnya sembarang. Minseok yang mengikutinya dari belakang hanya menatap gadis didepannya yang terlihat galau, ia ingin melalukan sesuatu, tapi apa.
Jihyun jongkok dengan menggambar sesuatu yang tak jelas dipasir dengan ranting yang tadi ia temukan, minseok ikut jongkok disampingnya “seharusnya dulu aku tidak usah pulang kesini” gumam jihyun lirih, matanya masih menatap pasir dibawahnya “kau taukan maksudku?ya harusnya kau tau, karena hampir semua yang ku rasakan pasti kuceritakan padamu” lanjut jihyun.
Minseok hanya diam dan menatap sedih gadis itu, “paboya” seru jihyun sambil memukul kepalanya sendiri, matanya berkaca-kaca tubuhnya pun mulai bergetar dan minseok langsung memegang tangan jihyun agar dia tidak memukul dirinya sendiri lagi. Jihyun melemas dan langsung mendudukan pantatnya kepasir yang tanpa alas itu, ia mulai menangis namun sesaat ia sadar dan langsung mengusap air matanya. “seharusnya aku senang melihat mereka bahagia bukan malah menangis” kata jihyun dengan suaranya yang parau. “kau harus percaya kalau mereka berdua menyayangimu” kata minseok yang masih menggenggam pergelangan tangan jihyun “kau benar, tapi kenapa harus lewat cara seperti ini, dan kau tau? Rasanya sakit, sakit sekali” balas jihyun lalu melepaskan genggaman minseok dan langsung memeluk kakinya.
“uljima jihyun-a” gumam minseok ketika melihat bulir air mata jihyun menetes dari pelupuk matanya “maaf aku tidak bisa menahannya lagi, dua kali mengalami hal yang sama dan itu sangat menyakitkan, aku menyesal sudah kembali kesini”
“kau jangan pernah menyesal karena aku ada disini untukmu, kau bisa mengandalkanku” senyum minseok melebar tangannya kini menepuk bahu jihyun pelan, “dan aku ingin kau percaya” jihyun menoleh, menatap minseok dengan tatapan bertanya “percayalah kalau aku akan tetap berada disini untukmu dan aku tidak akan pernah menyakitimu” kata minseok yang menatap jihyun tajam dan jihyun semakin menatap minseok dengan heran dan iapun mulai sedikit melupakan kesedihannya.
“percayalah ketika kukatakan aku mencintaimu kim jihyun”
Jantung jihyun seakan berhenti berdetak ketika mendengar ucapan minseok tadi “aku tidak ingin melihatmu seperti ini, dan aku mohon jangan pernah menyesal karena telah kembali kesini”
Jihyun kembali meneteskan air matanya, ia tidak percaya ada orang lain yang menyatakan cinta padanya, orang yang ia anggap sebagai sahabat baiknya ternyata mencintainya, dengan cepat jihyun menghapus air matanya, kemudian ia menunduk menatap tangan kanannya digenggaman minseok dan perlahan ia menariknya dan beranjak dari duduknya, kali ini minseok membiarkannya.
Jantung minseok masih berdegup sangat kencang, ia gugup, dan takut kalau peryataannya ini akan menyinggung perasaan jihyun yang sedang kacau, minseok beranjak dan berdiri disampig jihyun yang menunduk, lalu jihyun pun mendongak, perlahan ia mendekat dan tiba-yiba ia mengalungkan tangannya keleher minseok dan memebenamkan dagu dibahunya. Minseok diam ia tidak percaya, ia terlalu tercengang untuk bergerak, ia takut untuk membalas pelukan itu ini serasa seperti mimpi baginya, ia takut kalau ia membalas pelukan itu dan tiba-tiba jihyun menguap dari hadapannya.
Jihyun melepas pelukannya “aku percaya padamu” ucap jihyun lirih, bersamaan dengan deru ombak ucapan jihyun hampir tidak terdengar tapi ditelinga minseok ucapan itu terdengar begitu jelas, dan apakah ini artinya jihyun menerimanya? Menerima pernyataan cintanya? Minseok memejamkan matanya, ia merasa lega dan senyumnyapun sudah mengembang indah dibibirnya.
Tangannya yang tadi terjuntai kaku pun mulai bergerak dan memeluk gadis didepannya dan mulai saat itu dia percaya bahwa jihyun akan baik-baik saja, jihyun akan bahagia, dan jihyun tidak akan menangis lagi karena ada hwan minseok disisinya. Jihyun berbisik “dan terima kasih karena sudah hadir untukku” ia membalas pelukan minseok dengan erat dan terlihat sunggingan senyum diwajahnya.
_END_
gomawo, ditunggu kritik dan sarannya ya ^^
_hyunRi
so sweet~ >_<
BalasHapusyang tadi kurang dikit lagi.. khilaf aja bang jjong~ *ditoyor*
bikin lagi donk~ *kedip2*
maunya sih khilaf 2-2nya, tapi nanti malah jadi FF NC *LOL*
BalasHapusada kritik/saran?
oya makasih ya sudah baca...
BalasHapuskalo ga kamu paksa mungkin aku ga bakal update FF lagi >,<
*ngulang2 baca mulu karna 1 scenen menyenangkan khayalanku itu~~ xDD*
BalasHapus